NAMA : Intan Rismar Masyitoh
NPM : 23212754
KELAS : 4EB22
DOSEN : Early Armein Thahar, SE,
MM
Review Jurnal
: “PENGARUH
ETIKA PROFESI AUDITOR, PROFESIONALISME, MOTIVASI, BUDAYA KERJA, DAN TINGKAT
PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA AUDITOR JUNIOR”
Pengarang
: Kadek
Candra Dwi Cahyani, I Gst Ayu Purnamawati, dan Nyoman Trisna Herawati
Penerbit
: E-Journal S1 Ak Universitas
Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Persaingan yang ketat
di era globalisasi saat ini menuntut berbagai kalangan berusahaan untuk
mempertahankan posisinya. Kondisi demikian dirasakan pula oleh penyedia jasa
akuntansi dimana profesi seperti ini lebih memerlukan kehati–hatian dalam
menjalankan profesinya sebagai Akuntan Publik, Pemerintah, Pendidik, maupun
Intern. Profesi Akuntan saat ini tidak hanya dibekali oleh kemampuan dan
kualitas yang cukup akan tetapi dalam menjalankan profesinya haruslah mempunyai
etika dalam mendukung pekerjaanya, sehingga penyalahgunaan profesi dapat di
hindari.
Profesi auditor merupakan profesi yang
berbasis kepercayaan sebab profesi ini ada karena masyarakat mempunyai harapan
bahwa mereka akan melakukan tugasnya dengan selalu menjunjung tinggi
independensi, integritas, kejujuran, serta objektivitas, sehingga jasa yang
diberikan oleh auditor tidak memberikan suatu kerugian bagi para pengguna jasa
audit, maka dari itu bagian akuntansi dituntut untuk dapat menyajikan informasi
yang relevan, akurat, dan tepat waktu. Atas dasar kebutuhan, regenerasi dan
pendistribusian tugas. Suatu KAP akan terus melakukan perekrutan
auditor-auditor baru yang selanjutnya mereka akan menyandang status sebagai
auditor junior.
Auditor junior adalah staf akuntan
dimana penugasan yang diberikan kepadanya harus disupervisi dan diawasi, dalam
hal ini yaitu auditor pemula (Trisnaningsih, 2007). Dalam melaksanakan pekerjaannya
sebagai auditor junior, seorang auditor harus belajar secara rinci mengenai
pekerjaan audit. Kinerja auditor yang baik akan meningkatkan kepercayaan
masyarakat tentang profesi akuntan. Namun, jika auditor melakukan perilaku yang
merusak citra profesi akuntan publik maka masyarakat akan tidak lagi percaya
kepada akuntan publik.
Beberapa tahun terakhir telah terjadi
penurunan kepercayaan publik pada bisnis dan pimpinan politik. Hal ini
ditunjukkan oleh adanya berbagai kasus yang terjadi seperti korupsi, praktek
ilegal oleh pimpinan perusahaan, dan profesional yang tidak kompeten. Kasus
pelanggaran pada profesi auditor telah banyak dilakukan, mulai dari kasus Enron
di Amerika tahun 2001 sampai dengan kasus Telkom di Indonesia sehingga membuat
kredibilitas auditor semakin dipertanyakan (Alim, 2007). Sebagai seorang
auditor, hendaknya memiliki etika yang baik dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
METODE
PENELITIAN
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian pada latar belakang masalah sebelumnya, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah
etika profesi auditor berpengaruh terhadap kinerja auditor junior di Kantor
Akuntan Publik di Bali ?
2. Apakah
profesionalisme berpengaruh terhadap kinerja auditor junior di Kantor Akuntan
Publik di Bali ?
3. Apakah
motivasi berpengaruh terhadap kinerja auditor junior di Kantor Akuntan Publik
di Bali ?
4. Apakah
budaya kerja berpengaruh terhadap kinerja auditor junior di Kantor Akuntan
Publik di Bali ?
5. Apakah
tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kinerja auditor junior di Kantor Akuntan
Publik di Bali ?
6. Apakah
etika profesi auditor, profesionalisme, motivasi, budaya kerja, dan tingkat
pendidikan berpengaruh terhadap kinerja auditor junior di Kantor Akuntan Publik
di Bali ?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian dalam rumusan masalah
sebelumnya, maka dapat diketahui penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah etika profesi auditor, profesionalisme, motivasi, budaya kerja, dan
tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kinerja auditor junior.
Data dan Variabel
Pada
penelitian ini, data dan variabel yang digunakan penulis menggunakan data
primer. Data diperoleh dari penyebaran kuesioner secara langsung dengan jumlah
64 responden dan variabel yang digunakan penulis terbagi menjadi dua, yaitu:
1.
Variabel Bebas
Variabel
bebas pada penelitian ini meliputi etika profesi auditor, profesionalisme,
motivasi, budaya kerja dan tingkat pendidikan.
2.
Variabel Terikat
Variabel
terikat pada penelitian ini adalah kinerja auditor junior.
Alat Analisis
Alat analisis dalam penelitian ini menggunakan
program SPSS versi 18 dengan menggunakan regresi linear berganda.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
1. Analisis
Statistik Deskriptif
Etika
Profesi Auditor (X1) memiliki rentang skor 39-52, skor minimum sebesar 39, skor
maksimum sebesar 52, standar deviation sebesar 2,870, dan skor rata rata
sebesar 44,98. Nilai rata-rata etika profesi mendekati nilai minimumnya, yang
artinya variabel EPA memiliki nilai yang hampir sama. Maka dari itu, dapat
diartikan variabel EPA memiliki nilai yang hampir sama dilihat dari rata-rata
etika profesi auditor, nilai rata-ratanya mendekati nilai minimum. Variabel
profesionalisme (X2) yang diperoleh dari 64 responden memiliki rentang skor
43-55, skor minimum sebesar 43, skor maksimum sebesar 55, standar deviation sebesar
3,083 dan skor rata rata sebesar 47,72. Nilai rata-rata profesionalisme
mendekati nilai maksimumnya, yang artinya variabel PRO memiliki nilai yang
hampir sama. Variabel motivasi (X3) yang diperoleh dari 64 responden memiliki
rentang skor 35-45, skor minimum sebesar 35, skor maksimum sebesar 45, standar
deviation sebesar 2,467 dan skor rata rata sebesar 38,59. Nilai rata-rata
motivasi mendekati nilai minimumnya, yang artinya variabel MOV memiliki nilai
yang hampir sama. Rata-rata variabel MOV skor maksimum mendekati nilai
rata-rata. Variabel budaya kerja (X4) yang diperoleh dari 64 responden memiliki
rentang skor 23-31, skor minimum sebesar 23, skor maksimum sebesar 31, standar
deviation sebesar 1,834 dan skor rata rata sebesar 25,48. Nilai rata-rata budaya
kerja mendekati nilai minimumnya, yang artinya variabel BK memiliki nilai yang
hampir sama. Variabel tingkat pendidikan (Dm) yang diperoleh dari 64 responden
memiliki rentang skor 0-1, skor minimum sebesar 0, skor maksimum sebesar 1,
standar deviation sebesar 0,175 dan skor rata rata sebesar 0,97. Nilai
rata-rata tingkat pendidikan mendekati nilai maximumnya, yang artinya variabel
Dm memiliki nilai yang hampir sama. Variabel kinerja auditor junior (Y) yang
diperoleh dari 64 responden memiliki rentang skor 29-39, skor minimum sebesar
29, skor maksimum sebesar 39, standar deviation sebesar 2,309 dan skor rata
rata sebesar 31,94. Nilai rata-rata kinerja auditor junior mendekati nilai
minimumnya, yang artinya variabel KAJ memiliki nilai yang hampir sama.
2. Uji
Validitas dan Uji Reabilitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur
sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Berdasarkan pengujian yang telah
dilakukan dapat diketahui bahwa semua variabel yang digunakan pada penelitian
ini adalah valid. Dimana semua item pernyataan memiliki nilai r kritis (0,30).
Dapat dilihat juga dari nilai sig. (2-tailed) pearson correlation product
moment, dimana seluruh item pernyataan menunjukkan signifikansi lebih kecil
dari taraf signifikansi 0,05 sehingga seluruh pernyataan dapat dikatakan valid.
3. Pengaruh
Etika Profesi Auditor terhadap Kinerja Auditor Junior
Hasil penelitian ini konsisten dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Herawati dan Susanto (2009) dan Yanhari
(2007) menunjukkan bahwa etika profesi auditor mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja auditor junior. Dimana bahwa etika profesi
berpengaruh terhadap kode etik atau etika auditor akan mengarahkan pada sikap,
tingkah laku, dan perbuatan auditor dalam menjalankan tugas dan kewajibannya
kaitannya untuk menjaga mutu auditor yang tinggi.
4. Pengaruh
Profesionalisme terhadap Kinerja Auditor Junior
Seorang profesional dipercaya dan dapat
diandalkan dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga dapat berjalan lancar, baik
dan mendatangkan hasil yang diharapkan. Jadi dapat dijelaskan hubungan antara
profesionalisme auditor dengan kinerja adalah apabila seorang auditor memiliki
profesionalisme tinggi maka kinerjanya akan meningkat.
5. Pengaruh
Motivasi terhadap Kinerja Auditor Junior
Hasil penelitian Djumino (2005) tersebut
mengindikasikan bahwa motivasi pegawai dalam suatu organisasi sebagai faktor
dominan dalam mendorong pegawai bekerja dengan baik dan menghasilkan kinerja
yang maksimal, dan didukung dengan penelitian Daryatmi (2005), yang menyatakan
bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktifitas kerja
karyawan. Motivasi yang dimiliki auditor junior mendorong personal auditor
junior tersebut untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai suatu
tujuan yaitu kinerja yang baik.
6. Pengaruh
Budaya Kerja terhadap Kinerja Auditor Junior
Budaya organsasi diprediksi menjadi
faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan
organisasi di masa mendatang. Budaya yang merosot akan berdampak negatif
terhadap kinerja organisasi. Budaya kerja berpengaruh langsung terhadap kinerja
pegawai, dan didukung dengan penelitian Daryatmi (2005), yang menyatakan bahwa
budaya kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktifitas kerja
karyawan.
7. Pengaruh
Tingkat Pendidikan terhadap Kinerja Auditor Junior
Pendidikan merupakan suatu alat untuk
dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Dengan demikian, makin tinggi
jenjang pendidikan yang dimiliki oleh seorang pegawai, berarti makin luas
wawasan dan pengetahuan yang dimiliki. Tingkat pendidikan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini menunjukkan bahwa tingkat
pendidikan berdampak pada kualitas kerja seorang auditor. Semakin tinggi
tingkat pendidikan yang dimiliki akan berdampak pada semakin tinggi pula
profesionalisme yang dimiliki oleh auditor tersebut. Maka dari itu, dapat
dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki maka kinerja
auditor semakin tinggi dan dapat dipertanggungjawabkan.
8. Pengaruh
Etika Profesi Auditor, Profesionalisme, Motivasi, Budaya Kerja, dan Tingkat
Pendidikan terhadap Kinerja Auditor Junior
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengaruh positif dan signifikan antara etika profesi auditor, profesionalisme,
motivasi, budaya kerja, dan tingkat pendidikan terhadap kinerja auditor junior.
Persamaan regresi hasil analisis regresi linear ganda KAJ = 2,220 + 0,035EPA +
0,029PRO + 0,416MOV + 0,713BK + 0,253DmTP + ε punya arah koefisien positif,
yang menunjukkan bahwa etika profesi auditor, profesionalisme, motivasi, budaya
kerja, dan tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap kinerja auditor
junior.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil pembahasan sebelumnya mengenai Pengaruh Etika Profesi Auditor,
Profesionalisme, Motivasi, Budaya Kerja, dan Tingkat Pendidika Terhadap Kinerja
Auditor Junior, Maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan antara etika profesi auditor terhadap
kinerja auditor junior adalah diterima.
2. terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan antara profesionalisme terhadap kinerja
auditor junior.
3. terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi terhadap kinerja auditor
junior.
4. terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan antara budaya kerja terhadap kinerja
auditor junior.
5. terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan antara tingkat pendidikan terhadap kinerja
auditor junior.
6. terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan antara etika profesi auditor,
profesionalisme, motivasi, budaya kerja, dan tingkat pendidikan terhadap
kinerja auditor junior.
TEORI
Menurut Cahyasumirat (2006) menyatakan
bahwa pengabdian pada profesi dan kewajiban sosial mempunyai hubungan yang
positif terhadap kinerja auditor. Menurut Yanhari (2007) menyatakan bahwa etika
profesi berpengaruh terhadap kode etik atau etika auditor akan mengarahkan pada
sikap, tingkah laku, dan perbuatan auditor dalam menjalankan tugas dan
kewajibannya kaitannya untuk menjaga mutu auditor yang tinggi. Menurut
(Herawaty dan Susanto, 2009) Etika profesi merupakan karakteristik suatu
profesi yang membedakan suatu profesi dengan profesi lain, yang berfungsi untuk
mengatur tingkah laku para anggotanya. Salah satu kriteria profesionalisme pada
perilaku auditor adalah ketepatan waktu penyampaian laporan auditnya. Guna menunjang profesionalisme sebagai
akuntan publik maka auditor dalam melaksanakan tugas audit harus berpedoman
pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yakni
standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan.
Profesional
suatu kemampuan yang dilandasi oleh tingkat pengetahuan yang tinggi dan latihan
khusus, daya pemikiran yang kreatif untuk melaksanakan tugas-tugas yang sesuai
dengan bidang keahlian dan profesinya Armawan (2010). Menurut Daryatmi (2005)
menyatakan bahwa motivasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
produktifitas karyawan. Motivasi dalam diri sangat penting perannya dalam
mendorong seseorang untuk selalu meningkatkan kinerjanya. Motivasi yang dimiliki auditor junior
mendorong personal auditor junior tersebut untuk melakukan kegiatan-kegiatan
tertentu untuk mencapai suatu tujuan yaitu kinerja yang baik. Budaya organsasi
diprediksi menjadi faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan
atau kegagalan organisasi di masa mendatang. Motivasi merupakan unsur penting
dalam diri manusia, yang berperan mewujudkan keberhasilan dalam usaha atau
pekerjaan manusia.
Dalam meningkatkan kinerja, dan meningkatkan kepercayaan
masyarakat tentang profesi akuntan, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi
kinerja auditor junior dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat tentang profesi
akuntan. Pertama, etika profesi auditor, kedua profesionalisme, ketiga
motivasi, keempat budaya kerja, kelima tingkat pendidikan dimana apabila kelima
faktor tersebut dimiliki oleh seorang auditor, maka kinerja auditor junior
terhadap kinerjanya akan menghasilkan hasil kinerja yang maksimal sesuai dengan
apa yang diharapkan. Seorang asisten staff
baru (auditor junior) diawasi langsung oleh auditor senior (penanggung jawab).
Pekerjaan asisten staff ini selanjutnya diriview oleh penanggung jawab serta
oleh manajer dan rekan (Arrens, 2008:37). Keberhasilan dan kinerja seseorang
dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh tingkat penyesuaian diri
terhadap lingkungan kerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar