PEREKONOMIAN INDONESIA
(Softskill)
NAMA : INTAN
RISMAR MASYITOH
KELAS : 1EB21
NPM : 23212754
FAKULTAS EKONOMI/AKUNTANSI
BAB 3
PERKEMBANGAN STRATEGI DAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA
1. Macam – macam Strategi Pembangunan
Ekonomi
Salah
satu konsep penting yang perlu diperhatikan dalam memplajari perekonomian suatu
negara adalah mengetahui tentang strategi pembangunan ekonomi. Strategi
pembangunan ekonomi diberi batasan sebagai suatu tindakan pemilihan atas
faktor-faktor (variabel) yang akan dijadikan faktor/variabel utama yang menjadi
penentu jalannya proses pertumbuhan (Suroso,1993). Beberapa
strategi pembangunan ekonomi yang dapat di sampaikan ;
A. Strategi Pertumbuhan
Strategi pembangunan ekonomi suatu
negara akan terpusat pada upaya pembentukan modal, serta bagaimana
menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah, dan memusat, sehingga dapat
menimbulkan efek pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya bahwa pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh
golongan lemah melalui proses merambat kebawah (trickle-dowm-effect)- pendistribusian
kembali. Jika terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan, hal tersebut merupakan
persyaratan terciptanya pertumbuhan ekonomi.
B. Strategi pembangunan Dengan Pemerataan
Keadaan sosial antara si kaya dan si miskin mendorong para
ilmuwan untuk mencari alternatif. Alternatif baru yang muncul adalah strategi
pembangunan pemerataan. Strategi ini dikemukakan oleh Ilma Aldeman dan Morris.
Inti dari pertumbuhan pemerataan ini adalah ditekannya peningkatan pembangunan
melalui teknik social engineering,
seperti melalui penyusunan rencana induk, paket program terpadu. Namun ternyata
model pertumbuhan pemerataan ini juga belum mampu memecahkan masalah pokok yang
dihadapi negara-negara sedang berkembang seperti pengangguran, kemiskinan dan
kepincangan sosial.
C.
Strategi Ketergantungan
Teori ketergantungan muncul dari pertemuan
ahli-ahli ekonomi Amerika Latin pada tahun 1965 di Mexico City. Menjelaskan dasar-dasar kemiskinan yang diderita
oleh negara-negara berkembang. Pada tahun 1965 muncul strategi pembangunan
dengan nama strategi ketergantungan. Konsep ini timbul dikarenakan tidak
sempurnanya strategi pertumbuhan dan strategi pembangunan dengan pemerataan.
- Kemiskinan di negara-negara berkembang lebih disebabkan karena adanya ketergantungan negara tersebut dari pihak/negara lainnya. Oleh karena itu jika suatu negara ingin bebas dari kemiskinan dan keterbelakangan ekonomi, negara tersebut harus mengarahkan upaya pembangunan ekonominya pada usaha melepaskan diri dari ketergantungan dari pihak lain. Langkah yang dapat ditempuh diantaranyanadalah; meningkatnya produksi nasional, yang disertai dengan peningkatan kemampuan dalam bidang produksi, lebih mencintai produk nasional, dan sejenisnya.
- Teori ketergantungan kemudian dikritik oleh Kothari dengan mengatakan “… teori ketergantungan tersebut memang cukup relevan, namun sayangnya telah menjadi semacam dalih terhadap kenyataan dari kurangnya usaha untuk membangun masyarakat sendiri (selfdevelopment). Sebab selalu akan gempang sekali bagi kita untuk menumpahkan semua kesalahan pihak luar yang memeras, sementara pemerasan yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat kita sendiri dibiarkan saja…” (Kothari dalam Ismid Hadad, 1980)
D. Strategi yang Berwawasan Ruang
Pada
argumentasi Myrdall dan Hirschman terdapat dua istilah yaitu “back-wash
effects” dan “spread effects” . “Back-wash
Effects” adalah kurang maju dan kurang mampunya daerah-daerah miskin
untuk membangun dengan cepat disebutkan pula oleh terdapatnya beberapa keadaan
yang disebut Myrdall.
“spread effects”
yang terjadi adalah jauh lebih
lemah dari back-wash effects sehingga secara keseluruhan pembangunan
daerah yang lebih kaya akan memperlambat jalnnya pembangunan di daerah miskin.
Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut adalah bahwa Myrdall tidak
percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin akan tercapai, sedangkan Hirschman
percaya, sekalipun baru akan tercapai dalam jangka panjang.
E. Strategi Pendekatan Kebutuhan Pokok
Sasaran
dari strategi ini adalah menanggulangi kemiskinan secara massal. Strategi ini
selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Indonesia Sedunia (ILO)
pada tahun 1975, dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin
dapat dipenuhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber
pada pengganguran. Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada
penciptaan lapangan kerja, peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok dan
sebagainya.
2.
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Strategi Pembangunan Ekonomi
Pada dasarnya faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan strategi pembangunan ekonomi adalah tujuan yang hendak
dicapai. Apabila yang ingin dicapai adalah tingkat pertumbuhan yang tinggi,
maka faktor yang mempengaruhi digunakannya strategi tersebut adalah tingkat
pertumbuhan ekonomi yang rendah, akumilasi kapital rendah, tingkat pendapatan
pada kapital yang rendah, struktur ekonomi yang berat ke sektor tradisional
yang juga kurang berkembang.
Melalui peningkatan laju pertumbuhan
itu orang percaya bahwa prinsip trickle
down effect akan bekerja dengan baik sehingga tujuan pembangunan secara
keseluruhan dapat dicapai. Namun seperti yang telah diuraikan ternyata strategi
pembangunan itu tidak dapat berperan baik, khususnya dalam mencapai tingkat
pemerataan pembangunan, mengatasi pengganguran dan kemiskinan.
Sehingga faktor yang mempengaruhi
dipilihnya strategi penciptaan lapangan pekerjaan adalah tidak bekerjanya trickle down effect, pemerataan
pembangunan yang pincang, pengganguran yang cukup besar khususnya di sektor
tradisional yang dipihak lain masih didukung laju pertumbuhan penduduk yang
sangat tinggi.
Faktor yang mempengaruhi
diberlakukannya strategi Pembangunan yang berorientasi pada penghapusan
kemiskinan-kemiskinan pada dasarnya dilandasi keinginan, berdasarkan norma
tertentu, bahwa kemiskinan harus secepat mungkin diatasi. Sementara itu
strategi-strategi pembangunan yang lain ternyata sangat sulit mempengaruhi atau
memberikan manfaat secara langsung kepada golongan miskin.
Strategi pembangunan yang seperti
telah diuraikan, ternyata malah menimbulkan ketidak merataan hasil pembangunan.
Kemerataan itu tidak hanya antar golongan masyarakat, tetapi juga antar daerah.
Sehingga ada daerah maju dan daerah terbelakang. Ketimpangan antar daerah ini
pada dasarnya disebabkan oleh kebijaksanaan penanaman modal yang cendrung hanya
diarahkan kelokasi tertentu.
Biasanya modal yang ditanamkan
tersebut bersifat padat modal dan outputnya berorientasi ke pasar Internasional
dan atau kelompok menengah ke atas di dalam negeri. Dalam kebijaksanaan ini
ternyata bekerjanya prinsip spread effect
(membandingkan dengan prisip trickle
down effect) lebih lemah dibandingkan dengan bekerjanya back-wash effect (Proses mengalirnya
dana sumber daya dari daerah terbelakang (desa) ke daerah maju (kota), sehingga
strategi penanaman modal itu mengakibatkan makin miskinnya daerah terbelakang,
khususnya kemiskinan sumber dayanya.
Selain karena kebijaksanaan penanaman
modal, ketimpangan antar daerah juga disebabkan karena potensi daerah yang
berbeda-beda. Di daerah Kalimantan misalnya, potensi hutannya besar sekali dan
itu tidak dimiliki Pulau Jawa. Riau memiliki sumber minyak bumi dan tidak
dimiliki NTT.
Dengan demikian faktor-faktor yang
mempengaruhi diberlakukannya strategi pembangunan yang berorientasi pada
pemerataan antar daerah adalah potensi anyar daerah yang berbeda, kebijaksanaan
penanaman modal yang berat sebelah (biasanya penanaman modal hanya di sektor
yang sangat menguntungkan, yaitu di daerah perkotaan), dan karena adanya
ketimpangan antar daerah.
SUMBER :
- http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perekonomian_indonesia/bab2-perkembangan_strategi_dan_perencanaan_pembangunan_ekonomi_indonesia.pdf
- Suroso,P.C.1997. Perekonomian Indonesia.Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar