TUGAS
PEREKONOMIAN INDONESIA
(Soft Skill)
NAMA : INTAN RISMAR MASYITOH
KELAS : 1EB21
NPM : 23212754
FAKULTAS EKONOMI / AKUNTANSI
2013
BAB 8
BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN PEMERINTAH
Berbagai Bentuk Kebijakan Pemerintah Dalam Membangun Indonesia
Jika kita berbicara tentang
perekonomian Indonesia, yang akan terpikir di benak kita adalah tentang kondisi
dan keadaan ekonomi di Indonesia. Kondisi perekonomian Indonesia dapat diukur dengan menggunakan beberapa
indikator, misalnya pendapatan nasional dan Produk Domestik Bruto (PDB).
Pendapatan nasional dan PDB yang tinggi menandakan kondisi perekonomian suatu
negara sedang makmur.
Pemerintah mengucurkan dana
tunai yang diterima oleh masyarakat melalui aparatur pemerintahan yang
sebelumnya telah melakukan survey terkait penduduk mana saja yang berhak
menerima dana tersebut. Kebijakan ini dilakukan untuk merangsang pertumbuhan
ekonomi bagi masyarakat kecil dan menengah untuk meningkatkan taraf hidup
mereka, mengingat masih banyaknya penduduk yang dikategorikan miskin di Indonesia.
Penyebab kemiskinan di
Indonesia sangat beragam, dimulai dari pendidikan yang rendah, etos kerja yang
kurang, hingga budaya konsumerisme yang tinggi serta korupsi yang tumbuh subur.
Itulah mengapa pemerintah memberikan dana BLT sebagai “perangsang” perekonomian
masyarakat. Namun, imbas dari kebijakan ini justru menciptakan budaya malas
bagi masyarakat itu sendiri. Rakyat, pada akhirnya menjadikan BLT sebagai
harapan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Akibatnya, bukan sebuah
peningkatan ekonomi yang terjadi, namun justru etos kerja masyarakat yang
semakin menurun.
Kebijakan ini ternyata semakin
mempersubur budaya korupsi di daerah. Hal ini tercermin dalam pengalokasian
dana BLT yang diberikan kepada masyarakat. Ada sebuah stigma, bahwa proses
kolusi terjadi dalam pengaplikasian kebijakan ini. Misalnya, penduduk yang
mendapatkan bantuan ini memiliki hubungan kekerabatan dengan aparatur yang
berwenang, walaupun penduduk tersebut tidak tergolong miskin.
Ini diperkuat dengan tidak
adanya standarisasi yang diberikan pemerintah terkait kriteria apa saja yang
ditetapkan sebagai penduduk miskin. Walaupun pemerintah telah menetapkan
penduduk miskin ialah mereka yang menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
mendefinisikan garis kemiskinan dari “besarnya rupiah yang dibelanjakan
untuk memenuhi kebutuhan komsumsi setara dengan 2.100 kalori per kapita per
hari ditambah kebutuhan pokok lainnya seperti sandang pangan, perumahan,
kesehatan.”
Kebijakan penanggulangan
kemiskinan melalui BLT, secara umum masih terdapat banyak kelemahan. Pertama, kebijakan BLT
dilaksanakan secara seragam (general) tanpa melihat konteks sosial, ekonomi,
dan budaya disetiap wilayah (komunitas). Kedua, definisi dan pengukuran kemiskinan lebih banyak
di pengaruhi pihak luar (externally imposed) dan memakai parameter yang
terlalu ekonomis. Ketiga, penanganan
program pembrantasan kemiskinan mengalami birokratisasi yang dalam, sehingga
banyak yang gagal akibat belitan prosedur yang terlampau panjang. Keempat, kebijakan penanganan
kemiskinan sering ditumpangi oleh kepentingan politik yang sangat kental sehingga
tidak mempunyai makna dalam penguatan perekonomian masyarakat miskin.
Kebijakan BLT nyatanya belum
cocok mengatasi permasalahan ini, sehingga pemerintah mempunyai berbagai kebijakan
untuk Menjaga atau Memperbaiki Kualitas Perekonomian Indonesia. Pertama
adalah kebijakan fiskal. Kebijakan yang berkaitan dengan Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN), Contoh dengan adanya program BLT.
Dahulu pemerintahan Bung Karno
pernah menerapkannya cara memperbanyak utang dengan meminjam dari Bank
Indonesia. Yang terjadi kemudian adalah inflasi besar-besaran karena uang yang
beredar di masyarakat sangat banyak. Untuk menutup anggaran yang defisit
dipinjamlah uang dari rakyat. Akan tetapi, rakyat tidak mempunyai cukup uang
untuk memberi pinjaman pada pemerintah. Akhirnya, pemerintah terpaksa meminjam
uang dari luar negeri.
Mari kita mengingat sedikit kejadian pada akhir
tahun 1997 saat terjadi krisis moneter di Indonesia. pada saat itu nasabah
berduyun-duyun mengambil uang di bank (fenomena bank rush) karena takut bank
tidak mempunyai dana yang cukup untuk mengembalikan tabungan mereka. untuk
mengatasi masalah ini bank-bank umum diberi pinjaman dari Bank Indonesia yang
disebut Bantuan Langsung Bank Indonesia (BLBI).
Pada saat itu memang seluruh tabungan dijamin oleh
pemerintah, maka dari itu pemerintah juga harus cepat dan tegas mengambil tindakan. Jika pemerintah kekurangan dana, pemerintah
bisa menambah dana dengan menjual saham yang dimiliki pemerintah. Perlu
diingat, ada beberapa perusahaan yang sahamnya dimiliki pemerintah.
Kebijakan yang kedua
adalah kebijakan moneter. Kebijakan dengan sasaran mempengaruhi jumlah uang
yang beredar. Jumlah uang yang beredar dapat dipengaruhi oleh Bank Indonesia.
selain dengan langsung menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar,
mengatur jumlah uang yang beredar juga bisa menggunakan BI Rate.
BI rate adalah instrumen dari pemerintah untuk
acuan seberapa besar bunga simpanan jangka pendek, misalnya Surat Berharga
Indonesia. Biasanya bank-bank umum akan menaikkan atau menurunkan suku bunganya
seiring dengan naik atau turunnya BI Rate. Maka dari itu, saat BI Rate
diturunkan, suku bunga kredit juga turun, sehingga biaya investasi ikut turun.
Kebijakan ketiga
adalah kebijakan sektoral. Kebijakan ini menitikberatkan pada satu dari
sembilan sektor perekonomian di Indonesia. misalnya, di sektor pertanian pemerintah
memberikan subsidi pupuk. Subsidi ini diberikan agar harga pupuk murah. Dengan
demikian pupuk akan terdorong untuk dipakai. Contoh lainnya adalah kebijakan di
sektor industri.
Di sektor ini pemerintah membuat kebijakan kawasan
ekonomi khusus. Kawasan ekonomi khusus adalah kawasan yang khusus digunakan
untuk pendirian industri. Misalnya, kawasan industri Cilacap. Kawasan ini
mempunyai hak khusus, misalnya di Batam impor bahan mentah tidak terkena pajak,
sehingga hal ini akan mendorong produksi.
file:///D:/KebijakanPemerintahdalamPerekonomianIndonesia.htm
file:///D:/kebijakan-pemerintah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar