Daftar Blog Saya

Jumat, 06 November 2015

Tugas 2 Jurnal Etika Profesi Akuntansi



NAMA            :   Intan Rismar Masyitoh
NPM               :   23212754                              
KELAS           :   4EB22
DOSEN          :   Early Armein Thahar, SE, MM




Review Jurnal : “PENGARUH ETIKA PROFESI AUDITOR, PROFESIONALISME, MOTIVASI, BUDAYA KERJA, DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA AUDITOR JUNIOR”
Pengarang : Kadek Candra Dwi Cahyani, I Gst Ayu Purnamawati, dan Nyoman Trisna Herawati
Penerbit : E-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)  
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Persaingan yang ketat di era globalisasi saat ini menuntut berbagai kalangan berusahaan untuk mempertahankan posisinya. Kondisi demikian dirasakan pula oleh penyedia jasa akuntansi dimana profesi seperti ini lebih memerlukan kehati–hatian dalam menjalankan profesinya sebagai Akuntan Publik, Pemerintah, Pendidik, maupun Intern. Profesi Akuntan saat ini tidak hanya dibekali oleh kemampuan dan kualitas yang cukup akan tetapi dalam menjalankan profesinya haruslah mempunyai etika dalam mendukung pekerjaanya, sehingga penyalahgunaan profesi dapat di hindari.
Profesi auditor merupakan profesi yang berbasis kepercayaan sebab profesi ini ada karena masyarakat mempunyai harapan bahwa mereka akan melakukan tugasnya dengan selalu menjunjung tinggi independensi, integritas, kejujuran, serta objektivitas, sehingga jasa yang diberikan oleh auditor tidak memberikan suatu kerugian bagi para pengguna jasa audit, maka dari itu bagian akuntansi dituntut untuk dapat menyajikan informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu. Atas dasar kebutuhan, regenerasi dan pendistribusian tugas. Suatu KAP akan terus melakukan perekrutan auditor-auditor baru yang selanjutnya mereka akan menyandang status sebagai auditor junior.
Auditor junior adalah staf akuntan dimana penugasan yang diberikan kepadanya harus disupervisi dan diawasi, dalam hal ini yaitu auditor pemula (Trisnaningsih, 2007). Dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai auditor junior, seorang auditor harus belajar secara rinci mengenai pekerjaan audit. Kinerja auditor yang baik akan meningkatkan kepercayaan masyarakat tentang profesi akuntan. Namun, jika auditor melakukan perilaku yang merusak citra profesi akuntan publik maka masyarakat akan tidak lagi percaya kepada akuntan publik.
Beberapa tahun terakhir telah terjadi penurunan kepercayaan publik pada bisnis dan pimpinan politik. Hal ini ditunjukkan oleh adanya berbagai kasus yang terjadi seperti korupsi, praktek ilegal oleh pimpinan perusahaan, dan profesional yang tidak kompeten. Kasus pelanggaran pada profesi auditor telah banyak dilakukan, mulai dari kasus Enron di Amerika tahun 2001 sampai dengan kasus Telkom di Indonesia sehingga membuat kredibilitas auditor semakin dipertanyakan (Alim, 2007). Sebagai seorang auditor, hendaknya memiliki etika yang baik dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

METODE PENELITIAN

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah sebelumnya, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.      Apakah etika profesi auditor berpengaruh terhadap kinerja auditor junior di Kantor Akuntan Publik di Bali ?
2.      Apakah profesionalisme berpengaruh terhadap kinerja auditor junior di Kantor Akuntan Publik di Bali ?
3.      Apakah motivasi berpengaruh terhadap kinerja auditor junior di Kantor Akuntan Publik di Bali ?
4.      Apakah budaya kerja berpengaruh terhadap kinerja auditor junior di Kantor Akuntan Publik di Bali ?
5.      Apakah tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kinerja auditor junior di Kantor Akuntan Publik di Bali ?
6.      Apakah etika profesi auditor, profesionalisme, motivasi, budaya kerja, dan tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kinerja auditor junior di Kantor Akuntan Publik di Bali ? 

Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian dalam rumusan masalah sebelumnya, maka dapat diketahui penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah etika profesi auditor, profesionalisme, motivasi, budaya kerja, dan tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kinerja auditor junior.

Data dan Variabel
Pada penelitian ini, data dan variabel yang digunakan penulis menggunakan data primer. Data diperoleh dari penyebaran kuesioner secara langsung dengan jumlah 64 responden dan variabel yang digunakan penulis terbagi menjadi dua, yaitu:
1.     Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini meliputi etika profesi auditor, profesionalisme, motivasi, budaya kerja dan tingkat pendidikan.
2.     Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah kinerja auditor junior.

Alat Analisis
Alat analisis dalam penelitian ini menggunakan program SPSS versi 18 dengan menggunakan regresi linear berganda.

HASIL DAN PEMBAHASAN 

1.      Analisis Statistik Deskriptif
Etika Profesi Auditor (X1) memiliki rentang skor 39-52, skor minimum sebesar 39, skor maksimum sebesar 52, standar deviation sebesar 2,870, dan skor rata rata sebesar 44,98. Nilai rata-rata etika profesi mendekati nilai minimumnya, yang artinya variabel EPA memiliki nilai yang hampir sama. Maka dari itu, dapat diartikan variabel EPA memiliki nilai yang hampir sama dilihat dari rata-rata etika profesi auditor, nilai rata-ratanya mendekati nilai minimum. Variabel profesionalisme (X2) yang diperoleh dari 64 responden memiliki rentang skor 43-55, skor minimum sebesar 43, skor maksimum sebesar 55, standar deviation sebesar 3,083 dan skor rata rata sebesar 47,72. Nilai rata-rata profesionalisme mendekati nilai maksimumnya, yang artinya variabel PRO memiliki nilai yang hampir sama. Variabel motivasi (X3) yang diperoleh dari 64 responden memiliki rentang skor 35-45, skor minimum sebesar 35, skor maksimum sebesar 45, standar deviation sebesar 2,467 dan skor rata rata sebesar 38,59. Nilai rata-rata motivasi mendekati nilai minimumnya, yang artinya variabel MOV memiliki nilai yang hampir sama. Rata-rata variabel MOV skor maksimum mendekati nilai rata-rata. Variabel budaya kerja (X4) yang diperoleh dari 64 responden memiliki rentang skor 23-31, skor minimum sebesar 23, skor maksimum sebesar 31, standar deviation sebesar 1,834 dan skor rata rata sebesar 25,48. Nilai rata-rata budaya kerja mendekati nilai minimumnya, yang artinya variabel BK memiliki nilai yang hampir sama. Variabel tingkat pendidikan (Dm) yang diperoleh dari 64 responden memiliki rentang skor 0-1, skor minimum sebesar 0, skor maksimum sebesar 1, standar deviation sebesar 0,175 dan skor rata rata sebesar 0,97. Nilai rata-rata tingkat pendidikan mendekati nilai maximumnya, yang artinya variabel Dm memiliki nilai yang hampir sama. Variabel kinerja auditor junior (Y) yang diperoleh dari 64 responden memiliki rentang skor 29-39, skor minimum sebesar 29, skor maksimum sebesar 39, standar deviation sebesar 2,309 dan skor rata rata sebesar 31,94. Nilai rata-rata kinerja auditor junior mendekati nilai minimumnya, yang artinya variabel KAJ memiliki nilai yang hampir sama.
2.      Uji Validitas dan Uji Reabilitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa semua variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah valid. Dimana semua item pernyataan memiliki nilai r kritis (0,30). Dapat dilihat juga dari nilai sig. (2-tailed) pearson correlation product moment, dimana seluruh item pernyataan menunjukkan signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 sehingga seluruh pernyataan dapat dikatakan valid.
3.      Pengaruh Etika Profesi Auditor terhadap Kinerja Auditor Junior
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Herawati dan Susanto (2009) dan Yanhari (2007) menunjukkan bahwa etika profesi auditor mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor junior. Dimana bahwa etika profesi berpengaruh terhadap kode etik atau etika auditor akan mengarahkan pada sikap, tingkah laku, dan perbuatan auditor dalam menjalankan tugas dan kewajibannya kaitannya untuk menjaga mutu auditor yang tinggi.
4.      Pengaruh Profesionalisme terhadap Kinerja Auditor Junior
Seorang profesional dipercaya dan dapat diandalkan dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga dapat berjalan lancar, baik dan mendatangkan hasil yang diharapkan. Jadi dapat dijelaskan hubungan antara profesionalisme auditor dengan kinerja adalah apabila seorang auditor memiliki profesionalisme tinggi maka kinerjanya akan meningkat.
5.      Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Auditor Junior
Hasil penelitian Djumino (2005) tersebut mengindikasikan bahwa motivasi pegawai dalam suatu organisasi sebagai faktor dominan dalam mendorong pegawai bekerja dengan baik dan menghasilkan kinerja yang maksimal, dan didukung dengan penelitian Daryatmi (2005), yang menyatakan bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktifitas kerja karyawan. Motivasi yang dimiliki auditor junior mendorong personal auditor junior tersebut untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan yaitu kinerja yang baik.
6.      Pengaruh Budaya Kerja terhadap Kinerja Auditor Junior
Budaya organsasi diprediksi menjadi faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan organisasi di masa mendatang. Budaya yang merosot akan berdampak negatif terhadap kinerja organisasi. Budaya kerja berpengaruh langsung terhadap kinerja pegawai, dan didukung dengan penelitian Daryatmi (2005), yang menyatakan bahwa budaya kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktifitas kerja karyawan.
7.      Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Kinerja Auditor Junior
Pendidikan merupakan suatu alat untuk dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Dengan demikian, makin tinggi jenjang pendidikan yang dimiliki oleh seorang pegawai, berarti makin luas wawasan dan pengetahuan yang dimiliki. Tingkat pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berdampak pada kualitas kerja seorang auditor. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki akan berdampak pada semakin tinggi pula profesionalisme yang dimiliki oleh auditor tersebut. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki maka kinerja auditor semakin tinggi dan dapat dipertanggungjawabkan.
8.      Pengaruh Etika Profesi Auditor, Profesionalisme, Motivasi, Budaya Kerja, dan Tingkat Pendidikan terhadap Kinerja Auditor Junior
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh positif dan signifikan antara etika profesi auditor, profesionalisme, motivasi, budaya kerja, dan tingkat pendidikan terhadap kinerja auditor junior. Persamaan regresi hasil analisis regresi linear ganda KAJ = 2,220 + 0,035EPA + 0,029PRO + 0,416MOV + 0,713BK + 0,253DmTP + ε punya arah koefisien positif, yang menunjukkan bahwa etika profesi auditor, profesionalisme, motivasi, budaya kerja, dan tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap kinerja auditor junior. 

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya mengenai Pengaruh Etika Profesi Auditor, Profesionalisme, Motivasi, Budaya Kerja, dan Tingkat Pendidika Terhadap Kinerja Auditor Junior, Maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.      terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara etika profesi auditor terhadap kinerja auditor junior adalah diterima.
2.      terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara profesionalisme terhadap kinerja auditor junior.
3.      terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi terhadap kinerja auditor junior.
4.      terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara budaya kerja terhadap kinerja auditor junior.
5.      terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara tingkat pendidikan terhadap kinerja auditor junior.
6.      terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara etika profesi auditor, profesionalisme, motivasi, budaya kerja, dan tingkat pendidikan terhadap kinerja auditor junior.

TEORI

Menurut Cahyasumirat (2006) menyatakan bahwa pengabdian pada profesi dan kewajiban sosial mempunyai hubungan yang positif terhadap kinerja auditor. Menurut Yanhari (2007) menyatakan bahwa etika profesi berpengaruh terhadap kode etik atau etika auditor akan mengarahkan pada sikap, tingkah laku, dan perbuatan auditor dalam menjalankan tugas dan kewajibannya kaitannya untuk menjaga mutu auditor yang tinggi. Menurut (Herawaty dan Susanto, 2009) Etika profesi merupakan karakteristik suatu profesi yang membedakan suatu profesi dengan profesi lain, yang berfungsi untuk mengatur tingkah laku para anggotanya. Salah satu kriteria profesionalisme pada perilaku auditor adalah ketepatan waktu penyampaian laporan auditnya. Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik maka auditor dalam melaksanakan tugas audit harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yakni standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. 
Profesional suatu kemampuan yang dilandasi oleh tingkat pengetahuan yang tinggi dan latihan khusus, daya pemikiran yang kreatif untuk melaksanakan tugas-tugas yang sesuai dengan bidang keahlian dan profesinya Armawan (2010). Menurut Daryatmi (2005) menyatakan bahwa motivasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap produktifitas karyawan. Motivasi dalam diri sangat penting perannya dalam mendorong seseorang untuk selalu meningkatkan kinerjanya. Motivasi yang dimiliki auditor junior mendorong personal auditor junior tersebut untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan yaitu kinerja yang baik. Budaya organsasi diprediksi menjadi faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan organisasi di masa mendatang. Motivasi merupakan unsur penting dalam diri manusia, yang berperan mewujudkan keberhasilan dalam usaha atau pekerjaan manusia. 
Dalam meningkatkan kinerja, dan meningkatkan kepercayaan masyarakat tentang profesi akuntan, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kinerja auditor junior dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat tentang profesi akuntan. Pertama, etika profesi auditor, kedua profesionalisme, ketiga motivasi, keempat budaya kerja, kelima tingkat pendidikan dimana apabila kelima faktor tersebut dimiliki oleh seorang auditor, maka kinerja auditor junior terhadap kinerjanya akan menghasilkan hasil kinerja yang maksimal sesuai dengan apa yang diharapkan. Seorang asisten staff baru (auditor junior) diawasi langsung oleh auditor senior (penanggung jawab). Pekerjaan asisten staff ini selanjutnya diriview oleh penanggung jawab serta oleh manajer dan rekan (Arrens, 2008:37). Keberhasilan dan kinerja seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh tingkat penyesuaian diri terhadap lingkungan kerja.